Minggu, 12 Oktober 2014

Mataku mulai terbuka, samar-samar ku lihat sebuah bayangan. Bayangan yang terlihat putih berkilauan. Sepertinya ia sedang memandangiku dari kejauhan, dan kuberanikan diri lebih mendekat dengan bayangan itu, tapi semakin ku mendekat, semakin bayangan itu menjauh. lalu kepalaku mulai berat dan tubuhku melemah dan kembali gelap.

Cerpen : Siti Jamilah



Manusia dilahirkan dari rahim seorang wanita yang sering disebut dengan ibu. Dan Allah meniupkan roh manusia kedalam janin, sehingga sang ibu mengandung seorang bayi. Ibu mengandung bayi selama 9 bulan 10 hari lebih kurang. Saat sang ibu akan melahirkan, dia mengorbankan seluruh jiwa dan raganya agar sang bayi dapat hidup. Resiko ini yang diambil sang ibu apakah dia yang akan meninggal dan bayinya selamat atau sang ibu selamat dan bayinya meninggal atau kemungkinan ibu dan bayinya meninggal dan kemungkinan yang terakhir ibu dan sang bayi selamat. Semua itu hanya Allah lah yang mengetahuinya. Saat bayi itu keluar dari rahim ibunya dia akan menangis, menangis sekencang-kencangnya melepaskan suara yang telah tertahan selama 9 bulan 10 hari. Dan tepat paqda tanggal 15 februari 1995 seorang bayi lahir, dengan jenis kelamin perempuan. Dia menangis dan sang ibu pun ikut mengis haru akan perjuangan yang telah ia lakukan. Bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan. Dengan penuh cahaya kebahagiaan bayi mungil itu membawa kebahagiaan bagi seluruh keluarganya. Dia bernama Siti Jamiah.
Waktu terus berjalan dari prolog yang panjang itu Siti Jamiah pun tumbuh menjadi seorang gadis yang yang bisa dibilang ……………………
“SITI……!!!!!!!!!!!!!!!!!” “SITI!!!!!!!!!!!!!” “SITI JAMIAH BINTI JAMILUN..!!!!!!!!”
Ups, itu bukan teriakan penggemar tapi itu teriakan…
“ya makkkkk…..” sahut Siti dari dadalam kamarnya yang bisa dibilang seperti kapal Titanic yang terbelah dan bangkai-bangkai kapalnya nyangkut dikamar si Siti.
“ Belum bangun juga elu ye SIti !!! kagak sekolah lu ape? Udah jam 7.30 nih !!” hardik emak siti. Namanya Ibu Juleha.
Akhirnya dengan berusaha keras Siti bangun dan keluarin kepalanya ke pintu dan kembali menyahut emaknya tak mau kalah “ yahhhh Baru jam 7.30 mak…”
Dengan tampang jengkel akhirnya emak juleha mengambil peralatannya, yaitu sebilah sedok nasi dan sebuah ember cuci berjalan menuju kamarnya siti dan…
“DONK..DUNG..TAK..PLETAK..PLAK..PLAK..DUNK “ suara sirine buat Siti agar dia terbangun dari khayalannya… (tutup kuping)
“aduuuhhh maaakkk…. Janganlah pukul beduk disini mak, komplang nanti telinga anak emak yang cantik jelita ini..”
“ biarin komplang sekalian..!!! cepetan mandi sana udah jam 7. 30 ini SITI!!!”
“ eh udh jam 7.30 mak..!!!! yaampun .. kenapa enggak emak bialang dari tadi kan siti jadinya telat deh..” jawab siti langsung kocar-kacir..
“ udh dari Subuh gw bangunin lu, eh elu nye yang ngelindur begitu…!! Cepet mandi sana..!!” gertak emak yang udah diujung kesabaran.
“iye..iye..”